Ini sebuah kisah tentang seorang anak yang tidak peduli terhadap sesamanya. Nama anak itu adalah Coral, dia ini sangat tidak mempunyai rasa peduli terhadap temannya. Sikapnya sangat dingin bagaikan bongkahan es tetapi saat dia marah bagaikan Salju Longsor dari atas gunung, tidak ada ampun bagi musuhnya dia terus menghajar musuhnya hingga tidak bisa berdiri lagi. Tapi keadaan itu berubah ketika Coral menginjakan di kls 9 SMP.
"Hmmm... semuanya sama seperti sampah tidak berguna", pikir Coral saat baru masuk di kls 9 SMP. Semuanya merasa takut saat Coral baru masuk kelas hening bagaikan kuburan di siang hari. Coral dengan sikap acuh tak acuhnya tidak memperdulikan sikap teman-temannya itu. Tetapi tidak dengan 2 orang aneh itu, yaitu Stain dan Eija. Mereka berdua malah mendekati Coral dan ingin berkenalan dengannya. "Hey... kawan kenapa kau diam saja?", tanya Stain kepada Coral. "Iya padahal ini hari pertama kita masuk kelas 9 SMP masa kau hanya diam saja dan tidak mau berkenalan dengan yang lain?", tambah Eija. Lalu Coral menatap mereka dengan tatapan ingin membunuh dan berkata "diam kau.. bukan urusan kalian..". " Wowowo..... tenang dulu sobat kalau kau tidak merubah sikapmu kau tak akan mendapatkan teman sejati", kata Stain. Mendengar perkataan itu Coral pun menjadi gusar dan membentak mereka sehingga 1 kelas pun menjadi hening "Diam kalian.... sudahku bilang itu bukan urusan kalian... pergi sana jangan ganggu aku lagi". Mendengar perkataan itu Stain dan Eija pergi meninggalkan Coral.
"Wah.... dia itu orangnya emosian ya Eija.." kata Stain kepada Eija. " Iya padahal sebernarnya dia orang baik tapi saat kejadian buruk yang menimpa keluarganya dia menjadi seperti itu", kata Eija. " Hmm memang kejadian apa yang menimpa keluarga Coral?", tanya Stain. "Kalau tidak salah aku pernah mendengar berita tentang keluarga Coral yang dibunuh oleh para kawanan FPI", jawab Eija. "Ouh.... memang seperti apa kejadian yang sebenarnya?", yanya Stain lagi. " Hmm aku tak tahu yang ku tahu hanya orang tua Coral itu dbunuh oleh kawan FPI. Tapi mereka berdua tidak menyadari kalau pembicaraan mereka didengar oleh Coral. "Hmmm.... sepertinya kalian sedang membicarakan tentang kematian orang tuaku", kata Coral. "Ahh.... tidak....tidak... Coral kami berdua sedang membicarakan tentang cita-cita kami, benarkan Eija", kata Stain dengan panik. " Be....bee...nar Coral", kata Eija dengan gugup. "Sudahlah aku tak akan marah pada kalian, soal yang tadi aku minta maaf ya soalnya aku sedang stress menghadapi tantangan dunia ini", kata Coral dengan sifat damai. "Hahah.... soal yang tadi seharusnya kamilah yang harus minta maaf pada kamu", kata Eija. "Hahahah..... sudahlah..... sebelumnya bolehkah aku mengenal nama kalian berdua?", tanya Coral. "Ok.. namaku Eija biasa dipanggil Ei dan yang ini namanya Stain biasa dipainggil Stai...", jawab Eija dengan jelas.
Akhirnya mereka bertiga menjadi teman akrab. Lama-kelamaan sifat Coral yang kaku dan acuh tak acuh menjadi berubah menjadi anak yang lebih peduli terhadap sesama. "Apakah ini rasa dari pertemanan?", Coral bertanya-tanya dalam hati. Tetapi bukan hanya pertemanan, Coral juga merasakan percintaan. Dia menyukai seorang gadis yang bernama Michele, Michele ini adalah seorang gadis yang paling cantik di sekolah Coral. Tapi sayang karena Coral begitu kaku dan tidak biasa berbicara dengan perempuan jadi dia tidak bernani mengungkapan perasaannya kepada Michele. Karena terlalu lama Coral memendamkan perasaannya terhadap Michele, Eija dan Stain tidak tinggal diam mereka mempunyai rencana supaya Coral bisa mengungkapan perasaannya itu.
Hmmm... Apa rencana Eija dan Stain?? kita nantikan kisah selanjutnya...
Akhirnya mereka bertiga menjadi teman akrab. Lama-kelamaan sifat Coral yang kaku dan acuh tak acuh menjadi berubah menjadi anak yang lebih peduli terhadap sesama. "Apakah ini rasa dari pertemanan?", Coral bertanya-tanya dalam hati. Tetapi bukan hanya pertemanan, Coral juga merasakan percintaan. Dia menyukai seorang gadis yang bernama Michele, Michele ini adalah seorang gadis yang paling cantik di sekolah Coral. Tapi sayang karena Coral begitu kaku dan tidak biasa berbicara dengan perempuan jadi dia tidak bernani mengungkapan perasaannya kepada Michele. Karena terlalu lama Coral memendamkan perasaannya terhadap Michele, Eija dan Stain tidak tinggal diam mereka mempunyai rencana supaya Coral bisa mengungkapan perasaannya itu.
Hmmm... Apa rencana Eija dan Stain?? kita nantikan kisah selanjutnya...
0 komentar:
Posting Komentar